K E S I M P U L A N

Bisa saja diperdebatkan bahwa orang-orang Amerika yang adalah para pemilik budak juga melakukan kejahatan- kejahatan seksual terhadap budak-budak mereka sebelum Perang Sipil (1861-1865), jadi mengapa orang-orang Kristen atau orang-orang Amerika (keduanya tidak identik) harus mengeluh soal Islam?

Namun demikian, sebagai tanggapan, kedua situasi tersebut berbeda. Pertama, adalah salah jika membandingkan Amerika dengan komunitas Muslim yang didirikan oleh Muhammad, yang mengklaim mendapatkan inspirasi ilahi. Melainkan, jauh lebih baik jika membandingkan pendiri agama (Yesus) dengan pendiri agama lainnya (Muhammad). Kedua, dalam Perjanjian Baru sama sekali tidak ditemukan adanya ijin dari Tuhan untuk para pria – orang Kristen maupun sekuler – untuk berhubungan seks dengan para budak perempuan. Ini bertentangan dengan roh pelayanan Yesus dan keseluruhan karya para penulis Perjanjian Baru, yang memahami Yesus sebagai penggenapan (fulfilling) Perjanjian Lama. Jika orang-orang Amerika pada masa lalu melakukan hal ini, maka mereka melakukannya bukan karena mengikuti hukum Tuhan. Namun demikian, Quran menetapkan dan melegalkan kejahatan seksual itu, dan menegaskan bahwa kitab ini turun dari Allah melalui Jibril kepada Muhammad. Orang yang berpikiran waras dapat melihat bahwa berhubungan seksual dengan dengan wanita dalam kondisi mereka yang sangat memprihatinkan (perbudakan) adalah salah.

Namun masalah yang sebenarnya jauh lebih besar daripada pertanyaan-pertanyaan mengenai sejarah Amerika.

Pertanyaan berikut harus ditanyakan dan dijawab: Apakah Muhammad, Quran, dan Islam adalah nabi, kitab dan agama yang terbaik untuk membawa umat manusia memasuki milenium yang baru?

Bagi kita yang berada di luar Islam, yang menguji bukti yang ada dengan obyektifitas yang besar dengan semampu kita dan yang tidak dibutakan dengan pengabdian seumur hidup pada Islam, jawaban terhadap pertanyaan retoris ini sangatlah jelas: tidak, ketiganya bukanlah yang terbaik untuk membawa umat manusia memasuki milenium yang baru.

Oleh karena itu, semua orang Muslim yang berpikiran jernih, yang hidup di bawah para penindas yang kelewat religius, harus menyingkirkan mereka dan mengobarkan revolusi sekuler seperti yang terjadi di Turki setelah Perang Dunia I. Mungkin hal ini akan terjadi di Iran, dan mungkin Irak akan bersih dari Syariah (hukum Islam), ketika orang-orang Irak mengambil langkah- langkah kecil pertama mereka menuju demokrasi. Mereka harus melepaskan diri dari Quran dan teladan Muhammad.

Hingga revolusi-revolusi ini terjadi dan hingga para pemimpin relgius menolak banyak ayat dalam Quran dan Hadith, kita yang berada di luar agama ini diijinkan untuk tidak mempercayai agama Muhammad.

Dan para wanita yang digoda untuk memeluk agama Islam, harus berhenti dan berpikir dua kali sebelum melakukannya.


Bahan-bahan pelengkap
Artikel ini(disini)mengutip Quran dan banyak bagian dari Hadith mengenai hubungan seks dengan para wanita tawanan perang. Artikel ini juga menganalisa pendapat para sarjana Muslim modern mengenai topik ini. Mereka mendukung praktek ini. Dalam Appendix One, si penulis menjawab tuduhan seorang Muslim bahwa Perjanjian Lama mengijinkan praktek ini.


XtGem Forum catalog